teriris kata-katamu yang manis
aku coba untuk menyepahnya, namun tak bisa
saat aku berjalan di atas kegalauan
selalu kata-kata mu yang ada dipikiranku....
sial, tangisan itu tak keluar lagi...
habis setahun yang lalu olehmu
aku coba untuk menyepahnya, namun tak bisa
saat aku berjalan di atas kegalauan
selalu kata-kata mu yang ada dipikiranku....
sial, tangisan itu tak keluar lagi...
habis setahun yang lalu olehmu
aku selalu ingat dirimu
akankah aku liat dirimu di sampingku?
aku hanya bisa memojokkan diri di kamar
entah aku diasingkan atau ditinggalkan
dan tak kulihat ada dirimu di malam itu.
dirimu tak lagi jadi milikku,
bahkan memang tak pernah
aku yang terlalu berharap banyak
tuhan, kalau kau mengizinkan aku untuk lebih dewasa
akan aku kejar dia untuk aku singgahi
namun, kelak diriku akan selalu seperti ini
tak bisa jadi lebih menarik setiap kali ku lihat bunga disebelahku
tapi, aku tak bisa melupakanmu
tak ada yang tahu siapa dirimu
sekalipun aku cerita kepada seseorang
tak kubiarkan dia tahu siapa dirimu
saat aku lihat kau ditengah pasir
aku terbayang, akankah aku terbang bersamamu?
tuhan, kalau kau akan mengizinkan permohonanku,
jadikanlah dia milikku dalam sedetik saja
dan pertemukan aku dengan sisa sisa kebaikannya
tuhan, apakah aku layak menangis setiap malam di hadapanmu?
ataukah aku hanya seonggok debu yang tak mendapat makna apa-apa?
apakah dia salah, atau keadaan yang salah?
tuhan, jika kau izinkan aku bersamanya dalam sedetik,
biarkan aku mati setelahnya dan kau pisahkan aku dengannya
tuhan, aku trlalu banyak berdoa....
namun, dia tak pernah tahu apa yang aku harapkan darinya.
itulah saat aku mulai mengerti darimu