Jumat, 23 Maret 2012

Kala Ku Mencintai Wanita


kala ku mencintai wanita
tiada satu detik mata berkedip mangagumi keindahan tuhan
kala aku mencintai wanita
tiada satu hela nafas pun yang terlewat untuk mengecewakannya
tapi kenapa tiap detak jantung dan tiap hela nafas
tiap2 manuasia penuh dengan nafsu angkara
seakan mereka boneka untuk hiasan dinding
seakan mereka bunga penghias rumah yang dibuang bila layu
walau aku bukan pecinta sejati
hargai mereka cintai mereka seperti
cinta seorang anak kepada ibunya

Dea

Bunga

ribuan pagi seperti biasa
tenang sunyi sepi
bunga di taman
telah lama layu

jiwa yang telah lama gundah
kini kian tenang dan menerima keiklasan
semoga kelak ada bunga2 baru yang menghiasi taman ini
semoga kelak aku tiada ingkar dan lupa akan takdir sang bunga
semoga kelak aku ingat memotong benalu dan menyiram nya
semoga pujangga ini kian tersadar dan terbangun dari mimpi indah nya

semoga

dan tak lelah bait bait puisiku mengalun indah
dan semilir semilir keindahan kembali datang
semoga mentari yang dahulu tertutup rapat kian terbuka
semoga beribu ribu air mata kian menjauh
agar kelak tak kulihat lagi bunga layu dalam taman
agar kelak kulihat kuncup2 keindahan yang mengisi ruang kosong di negri ini

semoga

semoga

entah kapan ...