Senin, 19 Desember 2011

Menanti Mati

Berapa banyak lagi rokok yang harus ku habiskan ?
Berapa banyak lagi minuman keras yang harus aku telan ?
Sakit rasanya bila teringat luka lama itu
Masih terngiang di otak dalam kepalaku

Tahukah dirimu untuk sulit bagiku melupakanmu
Melupakan saat-saat indah bersamamu
Meninggalkan kesalahan-kesalahan bodoh akan tingkahku di masa lalu
Sejenak aku ingin mengatakan ini padamu
"Aku mencintaimu, sayang !"

Begitu sulit kata-kata itu terucap
Bibirku terasa terkunci
Sekedar aku ingin mengungkap
Penantian panjang diriku selama ini

Akankah terus begini ?
Akankah kau terus menjauh pergi ?
Sepi dan senyi
Menemaniku, MENANTI MATI

Nikmati Hidup

Datang dan pergi sesuka hati
tak ada yang perduli
mau hidup ataupun mati
semuanya cuman sekali

jadi pahlawan ataukah bajingan
penyelamat ataukah korban
hartawan ataukah gelandangan
semuanya sama sama tertekan

Banyak arti dalam kehidupan
cinta, derita, bahagia, duka, tawa dan tangisan
semuanya ada dalam hati setiap insan
tak perduli manusia ataukah hewan

Hari ini aku kembali
membawa berbagai fenomena dan elegi
untuk kemudian aku kembali pergi
setelah mencurahkan segala rasa didalam hati

Hidup hanya sekali
jangan perduli bagaimana rasanya
hartawan ataukah gelandangan
pahlawan ataukah bajingan
yang pasti jadikan hidup bermutu tinggi
raih apa yang bisa kita raih
jangan perduli apa kata kata org

[non] BLOK

dua bagian yang terpecah
lekang oleh waktu terpisah
menyatukannya hanya jadi bencana
menghasilkan banyak retakan kecil yang terbelah

satu suara yang dikumandangkan
ternyata mendapat sambutan dari smua
walau ada satu dua suara sumbang
namun petinggi mendukung penuh

Kini setelah menyatu
kembali retakan retakan terjatuh
terpisah dan tak pernah utuh
dan yang mendukungpun mundur menjauh

sebuah kebenaran ataukah kesalahan
sebuah berkah ataukah petaka
semua berpulang kembali pada mereka
mereka mereka yang menjalaninya
yang mendukung maupun yang menentang..

Terhempas Jauh Dalam Sepi

Lama tak kembali
mengurai rasa lewat puisi
kini menggorespun tak ada inspirasi
semua kata terasa kian membasi

panas hadir dalam jiwa
menanti waktu yang tak lekang jua
meniti purnama demi purnama
demi harap akan hadirnya cinta

Semua yang berlalu
terasa menghempas dalam kalbu
bagai bunyi yang bertalu talu
menyeret angan dalam kenangan lalu

Akankah smua kembali lagi
atau ego kan mengbungkus sgala nurani
akan kehidupan penuh warna warni
terhempas jauh dalam sepi dan sunyi...

Demi Satu Angan


Tak perlu sumpah atau pula janji
karna smua bisa di ingkari
yang ku butuhkan hanyalah kesetiaan hati
tak berpaling walau ada godaan kemilau duniawi

Tak perlu segala rayuan itu
karna smua hanyalah bualan masa lalu
yang ku mau hanya kesabaran dalam menunggu
walau smuanya harus habis terkikis waktu

Purnama kan bersinar kembali
dan aku juga kan terus menanti
terus dan terus menunggu disini
tak perduli berapa lama pun lagi

Demi satu angan dan tujuan pasti
purnama demi purnama ku lewati
untuk sebuah tujuan dan tekad di hati
menemukan jadi diri dan kesempurnaan abadi . . .

Salahkah Rasa Ini ???

Tiada kata bisa terungkap
Hanya hati mampu memendam
Rasa cinta yang mendalam
Tak ayal melakukan semua

Salahkah rasa ini
Benarkah naluri ini
Tawamu dalam bahagiamu
Tangisku dalam relung hatiku

Apakah cinta hadir dalam hatimu
Mungkinkah anugerah ini ku bendung
Ku hanya ingin ciptakan senyummu
Meski dengan itu aku terluka